SMK Mikael Surakarta

KUNJUNGAN PATER JENDERAL SERIKAT JESUS – Arturo Sosa, SJ

Pater Arturo Sosa, SJ mengadakan kunjungan yang pertama kalinya ke Indonesia pada bulan Juli ini, setelah dipilih dan dilantik menjadi Pater Jenderal Serikat Yesus pada tahun lalu.  Dan sebagai bagian dari keluarga Serikat Yesus dunia, SMK Katolik St. Mikael sangat bangga dan bersyukur atas visitasi Pater Jenderal di Indonesia.  Dalam resepsi yang diadakan di Auditorium Driyarkara Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Rabu, 12 Juli 2017, yang bertemakan Celebrating Collaboration, Pater Jenderal memberikan pesan yang yang sangat mendalam, bahwa sebagai bagian dari dunia, kita tidak bisa bekerja sendiri.  Meneladani Kristus dalam konteks Trinitas-Nya, kita harus berkolaborasi dalam membangun dunia menjadi lebih baik.  Dan itu semua dimulai, tidak lain dari diri kita sendiri, kita harus melihat kedalam, apa yang harus diperbaiki dan apa yang bisa disumbangkan untuk sesama.

Pater Sunu Hardiyanta, SJ, dalam pidato sambutannya mengatakan: “I am moved” – kunjungan Pater Jenderal telah menginspirasi dan menggerakkan anggota keluarga Serikat Yesus di manapun di Indonesia, tidak hanya para Imam, tetapi juga para awam yang bekerja bersama, anggota civitas akademika, alumni dan rekan kerja lainnya, untuk berbuat lebih dan lebih giat berkarya bagi sesama. Serikat Jesus mulai berkarya di Indonesia pada 9 Juli 1859, ketika dua Pastor Jesuit dari Belanda, Martin van den Elzen dan John Baptist Pallinckx, tiba di Batavia, kini Jakarta. Sekarang ini, 357 anggota Serikat Jesus melaksanakan karya mereka dalam bidang pendidikan, intelektual, pastoral, spiritual, sosial dan komunikasi di delapan keuskupan di Pulau Jawa, Papua, dan Sumatra.  Kunjungan Pater Jenderal kali ini telah mengobarkan kembali semangat yang 158 tahun lalu dinyalakan di Indonesia.

Dalam resepsi penyambutan Pater Jenderal, yang dihadiri oleh komunitas Kolese Yesuit dari seluruh Indonesia, termasuk dari Nabire, Papua, tampak sungguh nyata kolaborasi dari Kolese-kolese tersebut. Acara dimulai dengan penggambaran kembali kehidupan St. Ignatius dalam film Ignacio, dilanjutkan dengan pemutaran film dokumenter karya-karya Yesuit oleh SAV Puskat, disusul dengan Gamelan SOEPRA oleh siswa-siswi SMA Kolese Loyola – lagu-lagu daerah, Tari Legong dari kelompok mahasiswi Universitas Sanata Dharma, Tari Jaranan oleh siswi-siswi SD Kanisius Serengan Surakarta, Paduan Suara Cantus Firmus Universitas Sanata Dharma yang menampilkan lagu-lagu daerah dan ditutup dengan kolaborasi paduan suara dan kelompok gamelan dari SMA Kolese De Britto.  Semua penampilan tersebut berbasis budaya daerah, dimana kita tinggal di Indonesia yang beragam budayanya.  Hal ini selaras dengan pesan Pater Jenderal, bahwa kita tidak boleh lupa budaya kita, darimana kita berasal.  Nilai-nilai dari budaya itu dapat membantu kita berkolaborasi, berdialog dengan mereka yang berasal dan memiliki kebudayaan lain.  Lebih lanjut Pater Jenderal menegaskan bahwa kita harus melihat dari kacamata orang kecil, miskin dan tersisih, itulah misi kita – kalau mereka sejahtera, yang lainpun pasti demikian; dan misi kita tidak lain dan tidak bukan adalah misi Kristus sendiri, untuk menyelamatkan.  Kita berkarya bersama Kristus – komitmen yang mewujud dalam kolaborasi bersama untuk mewujudkan dunia yang lebih baik.

Home
Berita
Kontak
Galeri