Jl. Mojo No. 1 Karangasem, Laweyan, Surakarta
Telp. 0271-712728
Fax. 0271-728681
info@smkmikael.sch.id
Senin-Jumat, 11 – 15 November 2024, Kelas XI TP 1, 2 dan 3 mengikuti kegiatan Compassion Week. Kegiatan ini merupakan gelombang kedua dari kegaiatan serupa yang telah diselenggarakan pada 5 - 9 Agustus bagi siswa siswi Kelas XI TP 4, 5 dan 6 .
Seperti tahun-tahun sebelumnya, kegiatan Compassion Week berlokasi di beberapa lembaga yang bergerak dalam bidang sosial, seperti Panti Wreda, Panti Asuhan, Rumah Singgah, dan sebagainya yang berlokasi di Provinsi Jawa Tengah dan DIY.
Selama 1 minggu para siswa dan siswi berdinamika bersama penghuni panti dan para pengasuh mulai dari pagi hingga sore hari, seperti menyiapkan makanan dan minuman, membersihkan area panti, berdialog dengan para penghuni panti.
“Compassion" dalam bahasa Indonesia berarti "belas kasih" atau "kepedulian". Ini adalah perasaan empati dan perhatian terhadap penderitaan orang lain, serta keinginan untuk membantu meringankan penderitaan tersebut. Belas kasih melibatkan tindakan nyata untuk membantu dan mendukung orang lain yang sedang mengalami kesulitan. Hal inilah yang ditanamkan di dalam diri para siswa-siswi SMK Mikael sebagai salah satu cara guna membentuk karakter mereka.
Selain itu, kegiatan Compassion Week juga “memaksa” orang tua untuk sejenak berpisah dengan anaknya. Biasanya sehari-hari mereka berkumpul, bercengkerama, ngobrol tentang apa saja, tiba2 mereka dihadapkan dengan kesunyian rumah tanpa kehadiran buah hati. Beberapa orang tua mengaku sempat khawatir dengan kondisi anaknya di tempat penugasan, yang lain mengaku sudah rindu padahal baru saja berangkat dari rumah. Namun sepulang dari compassion week, tidak sedikit orang tua yang mengatakan bahwa anak mengalami perubahan jati diri yang cukup besar. Setelah mereka pulang, mereka seperti memperoleh pencerahan dan dibukakan mata hatinya oleh realita yang sebelumya tidak mereka ketahui atau bayangkan sebelumnya. Bahwa ternyata di luar sana, masih banyak orang yang kurang beruntung, bahkan ada yang diasingkan oleh keluarganya. Para siswa dan siswi menjadi lebih bersyukur akan keberadaan mereka, atas anugerah yang telah Tuhan berikan kepada mereka melalui orang tua, sehingga mereka dapat lebih menyayangi diri sendiri, keluarga dan sesamanya. Semoga.
Penulis : Andre Wahyu