Jl. Mojo No. 1 Karangasem, Laweyan, Surakarta
Telp. 0271-712728
Fax. 0271-728681
info@smkmikael.sch.id
RESOLUSI
Menjelang tahun baru, istilah yang sedang beken di kalangan warganet (netizen), sampai menjadi bahan untuk berita acara infotainment, adalah Resolusi. Seringkali orang susah membedakan antara kata Resolusi, Revolusi, maupun Evolusi. Seringkali orang juga bingung dengan istilah Resolusi, karena seringkali ketika mendengar kata ini, yang terpikir di dalam benak adalah kualitas gambar ataupun video yang dihasilkan dari kamera dengan spesifikasi tertentu.
Saya mencoba melihat lagi arti Resolusi dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Menurut KBBI, kata resolusi berarti suatu putusan atau kebulatan pendapat yang berupa permintaan ataupun tuntutan (dalam sebuah rapat ataupun musyawarah). Resolusi juga bisa diartikan sebagai pernyataan tertulis yang berisi tuntutan tentang suatu hal.
Dari definisi tersebut, maka ketika seseorang membuat resolusi untuk tahun baru, pada dasarnya orang tersebut memberikan tuntutan bagi dirinya sendiri. Dan sebenarnya untuk memenuhi definisi resolusi, tuntutan tersebut sebaiknya juga dituliskan, sebagai bagian dari dokumentasi pribadi. Jika hanya diucapkan tanpa ditulis dan disimpan dokumentasinya, bisa jadi setelah perut kenyang, orang tersebut sudah lupa dengan resolusi yang dibuatnya.
Secara pribadi, saya pun termasuk orang yang selalu membuat dan menuliskan resolusi setiap tahun. Setiap tahun, setidaknya saya membuat 3 resolusi bagi diri saya sendiri (tidak perlu terlalu banyak, karena seringkali 3 resolusi ini pun belum semuanya terpenuhi). Jika ada resolusi yang sudah tercapai di tahun ini, maka di tahun depan saya akan membuat resolusi yang baru. Jika ada resolusi yang belum tercapai, sejauh masih relevan dapat dilanjutkan untuk tahun berikutnya. Namun jika ada resolusi yang sudah tidak mungkin tercapai (baik di tahun ini dan tahun berikutnya), maka resolusi tersebut harus diganti.
Pada dasarnya, tidak ada salahnya jika kita sebagai setiap pribadi membuat resolusi untuk setiap tahun. Karena dengan membuat resolusi kita mempunyai target pribadi yang kita perjuangkan sebagai prioritas untuk dapat kita raih di tahun ini. Seperti halnya setiap organisasi membuat visi-misi, seperti itulah prinsipnya jika kita mau membuat resolusi pribadi. Visi dapat dimaknai sebagai suatu cita-cita yang ingin diraih. Sedangkan misi adalah langkah-langkah yang harus ditempuh untuk dapat meraih visi tersebut.
Untuk membuat resolusi bagi kita pribadi, kita dapat menggunakan beberapa metode. Salah satu metode yang terkenal adalah metode SMART. Metode SMART sendiri jika dijabarkan dapat diartikan sebagai berikut :
Ketika membuat resolusi, resolusi tersebut harus spesifik dan jelas. Misalnya jika kita membuat resolusi “menjadi pelajar yang baik”, maka resolusi tersebut belum jelas karena keterangannya belum lengkap. Akan lebih baik jika kita membuat resolusi “menjadi pelajar yang bersedia mengikuti proses pembelajaran dengan baik dari awal sampai akhir, dan menyelesaikan penugasan yang diberikan oleh guru”. Dengan membuat segala sesuatu lebih spesifik, kita dapat lebih mudah menentukan langkah-langkah yang harus kita tempuh untuk mencapai resolusi pribadi kita
Ketika membuat resolusi pribadi, sebaiknya juga kita menentukan secara terukur. Ukuran yang kita tentukan tentu juga harus melihat situasi, kondisi, dan kemampuan kita. Dengan menentukan ukuran bagi kita sendiri, kita diajak untuk menilai kemampuan kita sendiri secara lebih utuh. Misalnya jika kita lemah di Pelajaran Matematika, maka jangan membuat resolusi tahun ini nilai matematika saya harus diatas 90. Dengan menentukan ukuran bagi kita sendiri, kita sekaligus diberi kesempatan untuk memperjuangkan resolusi kita, seturut dengan kemampuan kita
Langkah berikutnya adalah, kita diajak untuk melihat kembali apakah resolusi pribadi kita dapat terpenuhi. Sebagai contoh, jika situasi ekonomi orangtua kita dirasa belum mendukung kita untuk studi lanjut, maka tidak ada salahnya jika di tahun ini, jika kita lulus SMK, kita memutuskan untuk bekerja. Tidak ada buruknya jika kita bekerja setelah lulus SMK. Setidaknya dengan pilihan tersebut kita dapat meringankan beban orangtua kita.
Kata relevan, jika diterjemahkan dalam Bahasa yang lebih sederhana dapat diartikan sebagai sesuai, selaras, ataupun nyambung. Maka resolusi yang kita buat haruslah relevan dengan hasrat kita. Misalnya ketika kita membuat resolusi untuk dapat diterima di perguruan tinggi yang kita kehendaki (sementara kemampuan akademis maupun finansial kurang mendukung). Maka resolusi kita menjadi resolusi yang kurang relevan. Dengan membuat resolusi demikian, kita malah tidak semakin peka terhadap keadaan diri kita maupun di sekitar kita.
Aspek ini juga menjadi bagian yang penting. Setiap resolusi yang dibuat harus ada batas waktunya. Membuat resolusi tanpa menentukan batas waktu artinya sama saja dengan omong kosong. Karena jika belum tercapai, kita akan selalu mencari alasan-alasan dan tidak terarah ke tujuan yang ingin kita capai.
Namun, sebagai siswa Kolese, kita tidak boleh berhenti pada metode SMART saja. Bagi saya pribadi, resolusi yang baik juga mengandung 2 hal berikut ini :
Sebagai contoh, jika hanya membuat resolusi tahun ini ingin bahagia, Joker bunuh orang juga Bahagia (malah jogged-joged segala..). Maka, agar standar Bahagia kita tidak sama dengan Joker, kita harus menggunakan metode SMART, conscience, dan memperjuangkan nilai Man for Others.
Salam dan Doa
Alexander Arief
Sub.Pamong