SMK Mikael Surakarta

TAAT PROKES

TAAT PROKES

       Jika benar-benar menyukai olahraga basket, khususnya di Indonesia, kalian pasti mengikuti perkembangan Indonesian Basketball League (IBL) yang sudah digulirkan kembali sejak 10 Maret 2021 yang lalu. Demikian pula, para penikmat sepak bola nasional kiranya mengetahui bahwa baru saja, Minggu, 21 Maret 2021, turnamen pramusim bertajuk Piala Menpora 2021 dimulai. Sementara IBL diawali dengan kemenangan Indonesia Patriot atas NSH Mountain Gold Timika di Robinson Cisarua, Jawa Barat, laga pembuka Piala Menpora di Stadion Manahan, Surakarta, diwarnai hasil seri antara Arema Malang dan Tira Persikabo.

            Selain pertandingannya yang seru, baik IBL maupun Piala Menpora sama-sama menyuguhkan pemandangan yang sama kepada kita: ketatnya protokol kesehatan (prokes). IBL yang lebih dulu mendapat izin dari kepolisian bahkan sudah sejak awal mempromosikan tagar #SalingJaga. Panitia IBL menyepakati dengan pengurus klub, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), kepolisian, dan Gugus Tugas Covid-19 untuk melakukan tes PCR setiap minggu. Lapangan basket pun disemprot dengan disinfektan. Sementara itu, pertandingan-pertandingan, baik IBL maupun Piala Menpora, berlangsung tanpa penonton demi menghindari kerumunan dan mengurangi risiko penularan virus. Sebagai gantinya, penonton diberi akses mudah dan gratis untuk menyaksikan tim kesayangannya berlaga secara daring atau melalui siaran televisi.

            Di balik serunya kedua kompetisi itu dalam masa pandemi ini terdapat kerja keras panitia dan kerja sama berbagai pihak. Kerja keras tersebut bahkan sebelumnya diwarnai peristiwa sulit: panitia dan organisasi kedua olahraga itu memutuskan untuk menghentikan kompetisi. Sembari mempersiapkan jalannya musim kompetisi selanjutnya, panitia bekerja keras agar kepolisian dan Gugus Tugas Covid-19 dapat memberi izin. Mereka sampai harus mengalami beberapa kali penolakan. PSSI dan panitia Liga Indonesia bahkan cukup lama tidak diberi izin, sebelum akhirnya diperbolehkan menyelenggarakan turnamen pramusim. Mengapa hanya turnamen pramusim, bukan liga seperti IBL? Sederhana saja, karena kepolisian dan Gugus Tugas Covid-19 masih ingin menguji kesiapan dan keseriusan seluruh pihak yang terlibat dalam kompetisi sepakbola nasional. IBL jauh lebih mumpuni dalam memberi jaminan dan menjalankan protokol kesehatan sehingga dipercaya kedua pihak yang berwenang.

            Pada masa pandemi Covid-19, pengalaman panitia IBL dan Piala Menpora beserta seluruh pihak terkait juga dialami oleh SMK Mikael supaya kegiatan belajar dan mengajar dapat terus berjalan. Upaya memenuhi persyaratan, lobi, rapat, koordinasi, dan pembuatan prokes yang jelas dilakukan pula oleh sekolah kita ini. Dengan rendah hati, harus diakui segala usaha tersebut cukup memakan waktu dan energi, apalagi bila masih ada pekerjaan lain yang menuntut perhatian. Segala hal itu masih disertai risiko bahwa pemerintah dapat melarang kegiatan persekolahan di SMK Mikael bila ada kesalahan, apalagi kalau sekolah menjadi cluster penyebaran Covid-19.

            Oleh karena itu, sayang sekali sebenarnya kalau usaha keras, waktu yang dimanfaatkan, dan energi yang sudah terkuras demi berlangsungnya pembelajaran di SMK Mikael akhirnya sia-sia karena ketidakpedulian kita terhadap prokes. Peluang yang sudah diupayakan sekolah dan diberikan oleh pemerintah semoga bisa kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk kebaikan kita bersama.

Rafael Mathando Hinganaday, SJ

Pamong

Home
Berita
Kontak
Galeri