SMK Mikael Surakarta

Kelulusan : Pamitan dan Bagikan Kegembiraan

Tiga tahun bukanlah waktu yang singkat, tidak terasa para siswa sudah akan mencapai garis akhir, yang berarti pembelajaran juga akan selesai. Namun kita merasa, bahwa kita membutuhkan perjuangan yang luar biasa, khususnya di masa pandemi ini. Kita harus beradaptasi terhadap proses pembelajaran yang dijalani.

            Kutipan kalimat di atas disampaikan oleh Pamong SMK Katolik St. Mikael, Diakon Alfonsus Ardi Jatmiko SJ, dan dibagikan sebelum perayaan Ekaristi kelulusan siswa pada hari Kamis, 3 Juni 2021. Perayaan Ekaristi terbatas ini diikuti oleh seluruh keluarga besar SMK Katolik St. Mikael Surakarta. Memang, yang mengikuti secara luring atau offline hanya pendidik dan tenaga kependidikan, ditambah perwakilan dari orangtua siswa dan perwakilan siswa. Sedangkan para orangtua dan siswa yang lain dapat mengikuti secara daring atau online melalui kanal Youtube dari tempat masing-masing. Dan memang, jumlah yang mengikuti perayaan Ekaristi ini melampaui jumlah total siswa dan orangtua, karena terpantau ada sekitar 1.940 pemirsa yang mengikutinya.

            Perayaan Ekaristi dimulai jam 15.00, dipimpin oleh Romo Pamong saat ini, Romo Rafael Mathando Hinganaday SJ. Dalam pengantarnya, Romo Dodo, begitu beliau akrab disapa, mengajak kita semua bener-bener bersyukur atas segala kebaikan Allah. Khususnya bahwa pada kesempatan tersebut kita bersama-sama akan melepas dan mengutus para siswa (MICO 56). Dalam rasa syukur kita juga diajak untuk mengenang pengalaman-pengalaman yang dialami bersama, khususnya dalam menjalani pendidikan selama ini. Dengan jatuh bangun dan berbagai macam dinamikanya, semoga semuanya dapat diselesaikan.

            Dalam homili, Romo Dodo menyampaikan pertanyaan sederhana bagi semua, khususnya mereka yang akan lulus, cerita apakah yang akan dibawa dari sekolah ini untuk dibagikan di luar sana? Apakah cerita bahagia? Atau cerita yang tidak mengenakkan? Jawabannya tentu relatif, dan bisa bermacam-macam. Namun kita tahu, bahwa kita tidak mungkin membagikan sesuatu yang tidak kita miliki. Dan yang kita miliki adalah apa yang kita dapatkan di sekolah ini. Jika kita mendapatkan hal-hal yang baik, tentu akan mudah juga membagikan kabar-kabar baik. Kabar gembira bagi orang lain. Jika yang didapatkan adalah hal-hal yang kurang baik, tentu yang dibagikan juga kabar yang kurang menggembirakan.

            Pertanyaan selanjutnya adalah, apakah kita juga bangga menjadi bagian dari SMK Mikael? Atau selama ini justru menyesal dan membuat luka batin? (semoga tidak…). Semoga menjadi bagian dari SMK Mikael adalah sesuatu yang membanggakan, yang jika dibagikan ke orang lain membuat orang lain dapat merasakan bahwa benar, ternyata di sini ada banyak kabar gembira yang terjadi, ada banyak hal-hal baik yang bisa dilakukan, dan banyak hal-hal luar biasa yang bisa dibagikan. Semoga semua itu sungguh terjadi.

            Jika selama beberapa tahun ini kita mengalami hal-hal yang kurang mengenakkan, semoga semua itu dapat segera dibereskan. Jika justru yang lebih banyak adalah kabar gembira, semoga kebanggaan menjadi bagian dari SMK Mikael itulah yang dapat kita bagikan bagi orang-orang di sekitar kita. Dalam ilmu manajemen (yang sedang dipelajari oleh Romo Dodo secara khusus saat ini…), dijelaskan bahwa salah satu cara marketing yang terbaik adalah metode getok tular (menceritakan dari mulut ke mulut). Maka kita juga ingin bahwa kabar baik itu yang menyebar ke orang lain, tentang hal-hal baik di sekolah ini. Sehingga semakin banyak yang terlibat dan bergabung bersama di sini. Dan bagi kita yang meninggalkan sekolah ini, kita semakin bangga, boleh menjadi bagian dari SMK Mikael.

            Sebelum menutup Ekaristi, Romo Dodo juga menyampaikan terima kasih atas kebersamaan, yang bukan hanya pada sore hari ini, tetapi juga selama lebih kurang 2 tahun ini (Romo Dodo ditugaskan ke SMK Mikael sejak bulan Mei 2019…). Ada pengalaman naik, turun, bahkan yang datar-datar saja, tetapi semuanya penuh warna. Itu semua yang harus disyukuri, karena semuanya memberi warna bagi hidup kita. Sekaligus berpesan bagi mereka yang akan melanjutkan studi maupun bekerja, agar kabar gembira ini dibagikan dimanapun mereka berada. Secara khusus, untuk angkatan ini terlebih dahulu, Romo Dodo juga pamitan. Terima kasih untuk kebersamaannya, dengan banyak cerita dan keluhannya. Berdoa bersama, agar diberikan dan menemukan jalan keluar untuk kebaikan bersama.

            Setelah perayaan Ekaristi, acara dilanjutkan dengan pengumuman kelulusan. Kriteria kelulusan siswa disampaikan oleh Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Bapak Stepanus Maryata. Dengan perkembangan teknologi dan dalam situasi pandemi Covid 19, siswa dapat mengecek status kelulusannya melalui tautan yang dibagikan.

            Merefleksikan pengalaman kelulusan ini, berangkat dari pengalaman belajar para siswa, khususnya saat mempelajari pemograman dengan mesin CNC (Computer Numerical Control), dikenal metode pemograman inkremental (incremental method). Dalam metode ini, titik referensi untuk program berikutnya diukur dari titik terakhir operasi sebelumnya. Proses pendidikan di SMK Katolik St. Mikael ini, seperti halnya metode inkremental tersebut, bahwa titik akhir menjadi titik awal untuk proses berikutnya. Akhir cerita menjalani proses pendidikan di Mikael, menjadi referensi untuk rencana-rencana ke depan, baik bagi mereka yang akan bekerja maupun melanjutkan studi.

            Selamat atas kelulusannya, semoga tetap senantiasa membagikan kegembiraan dimanapun berada. Menutup tulisan ini, saya mengutip peribahasa dari seorang ahli filsafat Tingkok, Lao Tzu.

千里之行,始於足下(Qiānlǐ zhī xíng, shǐ yú zúxià)

Perjalanan seribu mil dimulai dengan satu langkah

 

Salam dan Doa

Alexander Arief

Sub. Pamong

Home
Berita
Kontak
Galeri