SMK Mikael Surakarta

Ignatius Day 2021 : Cannonball Moment

 Bulan Juli tahun 2021 ini menjadi waktu yang spesial bagi warga Kolese Mikael. Salah satu sebabnya sebenarnya adalah karena kebijakan pemerintah. Dengan adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), beberapa kegiatan di Kolese Mikael menjadi sedikit “tenggelam”. Dengan kebijakan ini, beberapa kegiatan harus dilakukan dari rumah, khususnya kegiatan edukasi. Sehingga bagi SMK Katolik Santo Mikael, sebagai bagian dari Kolese Mikael Surakarta, juga harus mengikuti kebijakan ini dengan taat. Walaupun awal tahun pelajaran 2021/2022 sebenarnya dimulai tanggal 12 Juli 2021, kegiatan tersebut tetap berjalan, tetapi dilakukan dari rumah masing-masing secara daring, sampai saat tulisan ini dituliskan. Begitu juga kegiatan di unit-unit karya yang lain. Sebagian besar tetap dilakukan dari rumah masing-masing secara daring.

 

Sebenarnya di bulan Juli 2021 ini, Tim Michael Campus Ministry (MCM), sebagai salah satu kelompok pelayanan kerohanian di Kolese Mikael, sudah merencanakan beberapa agenda. Karena situasi PPKM yang ternyata diperpanjang, kegiatan-kegiatan yang direncanakan tersebut akhirnya bisa direalisasikan dalam bentuk kegiatan daring. Walaupun sekilas tampaknya sederhana, tetapi persiapannya ternyata juga tidak mudah. Rapat kooridinasi yang dilakukan secara daring memang dirasakan kurang optimal. Masih juga ditambah beberapa anggota yang terpapar Covid-19 dan menjalani isolasi mandiri, membuat kemampuan untuk mengkoordinasikan kegiatan juga semakin terbatas. Namun, dengan segala tantangan dan keterbatasan tersebut, pada akhirnya kegiatan yang direncanakan tetap dapat dilaksanakan.

 

Kegiatan yang direncanakan oleh Tim Michael Campus Ministry di bulan Juli 2021 ini adalah peringatan Hari Ignatius atau Ignatius Day. Peringatan ini bertujuan untuk memperingati Santo Ignatius Loyola, pendiri Serikat Yesus (dimana Kolese Mikael merupakan salah satu karya dari Serikat Yesus). Peringatan Hari Ignatius sendiri sebenarnya jatuh pada penghujung bulang Juli, yaitu tanggal 31 Juli. Tahun 2021 ini terasa lebih spesial, karena di tahun ini, Serikat Yesus di seluruh dunia memperingati 500 tahun pertobatan Santo Ignatius. Kolese Mikael sendiri juga tidak luput ikut ambil bagian dalam perayaan ini. Melalui Tim Michael Campus Ministry, direncanakan 2 kegiatan utama yaitu Seminar daring (Webinar) tentang Spiritualitas Ignatian (khususnya tentang “Pembedaan Roh”), dan ditutup dengan Perayaan Ekaristi Hari Ignatius secara daring.

 

Untuk tema Ignatius Day tahun 2021 ini juga dipilih secara khusus dengan judul “Canonnball Moment”. Tema ini dipilih karena tema tersebut menjadi titik balik pertobatan Santo Ignatius. Seperti diketahui, pertobatan Santo Ignatius dimulai ketika kakinya terkena peluru meriam (cannonball) saat mempertahankan Benteng Pamplona. Ignatius yang dulunya terobsesi dengan segala kejayaan duniawi, akhirnya harus menerima kenyataan bahwa usahanya harus terhenti karena peluru meriam yang menghujam lututnya. Dalam masa pemulihannya, untuk membunuh rasa kesepiannya, Ignatius sangat menginginkan untuk dapat membaca roman-roman ksatria. Tapi di ruang pemulihannya hanya ada 2 buku. Buku pertama mengisahkan tentang Kehidupan Kristus, dan buku kedua bercerita tentang kisah Santo-Santa. Mau tidak mau, untuk membunuh rasa kesepiannya, Ignatius membaca kedua buku tersebut.

 

Ternyata setelah membaca buku-buku tersebut, cara berpikir dan bertindak Ignatius berubah 180 derajat. Sosok yang sebelumnya sangat terobsesi dengan kejayaan duniawi, akhirnya berubah menjadi sosok yang memperjuangkan kejayaan rohani. Kisah selanjutnya tentang Ignatius adalah tentang perjalanannya ke Yerusalem sebagai seorang peziarah, dengan mengalami “pemberhentian” di beberapa tempat. Dalam perjalanannya tersebut Ignatius mencatat dan menuliskan pengalaman-pengalamannya yang akhirnya menjadi buku “Latihan Rohani”. Selanjutnya Ignatius pun melanjutkan studi di usia yang sudah tidak muda lagi, bertemu dengan sahabat-sahabat, dan akhirnya mendirikan Serikat Yesus, yang sampai hari ini terkenal dengan mottonya “Ad Maiorem Dei Gloriam” (Demi Kemuliaan Allah yang Lebih Besar), sesuai dengan semangat Ignatius setelah mengalami pertobatan.

 

Cannonball Moment  yang menjadi titik balik pertobatan Ignatius itulah yang juga ingin dimaknai dalam kegiatan dan perayaan Ignatius Day tahun 2021 ini, khususnya dalam kegiatan-kegiatan yang direncanakan. Kegiatan pertama yang direncanakan dan dapat direalisasikan pada tahun ini adalah webinar tentang Spiritualitas Ignatian, khususnya tentang pembedaan roh. Narasumber dalam webinar ini adalah Romo Agustinus Setyodarmono SJ, atau yang akrab disebut dengan Romo Nano. Dalam webinar tersebut, Romo Nano membagikan sedikit dari tradisi dan kekayaan dalam Serikat Yesus, yaitu tentang Pembedaan Roh. Sebuah tradisi yang sebenarnya bukanlah hal baru. Selain itu, pembedaan roh juga bersifat universal, sehingga orang yang bukan Katolik pun juga bisa mempelajari, memahami, dan sekaligus mengaplikasikannya, tanpa harus menjadi Katolik terlebih dahulu.

 

Inti dari pembedaan roh sendiri adalah mengenal pergerakan roh baik dan roh jahat dalam diri kita. Setiap saat, dimanapun, dan kapanpun, kedua pergerakan roh ini selalu mempengaruhi hidup manusia, khususnya dalam menentukan pilihan-pilihan yang akan dilakukan. Roh jahat di sini tentunya bukan roh jahat seperti dalam gambaran film-film horror, yang merupakan manifestasi lain dari orang yang sudah meninggal seperti pocong, gendruwo, kuntilanak, dll. Roh jahat yang dimaksudkan disini adalah suara-suara yang mempengaruhi manusia untuk berbuat tidak baik. Sebaliknya, roh baik adalah suara-suara yang mempengaruhi manusia untuk berbuat baik.

 

Dengan semakin mengenal pergerakan roh baik dan roh jahat dalam diri kita, kita akan semakin peka, khususnya dalam menentukan pilihan dalam hidup kita. Dengan semakin peka, kita dapat merasakan bahwa pilihan-pilihan kita didasarkan oleh pergerakan siapa, apakah pergerakan roh baik, ataukah pergerakan roh jahat.

 

Hal yang paling mudah dikenali adalah buah-buahnya. Buah-buah dari roh baik pastilah berupa kebaikan. Sedangkan buah-buah roh jahat pastilah berupa kejahatan. Hal inilah yang dapat dijadikan sebagai patokan, karena roh jahat pun dapat mempengaruhi seolah-olah menawarkan kebaikan, tetapi sebenarnya semu. Misalnya, orang yang melakukan kebaikan dengan pamrih, untuk mencari muka. Atau melakukan kebaikan dengan motivasi yang sebenarnya tidak baik. Pada kesimpulannya, Romo Nano mengajak untuk melakukan kebaikan. Karena dengan melakukan kebaikan, kebajikan akan mengikuti. Di sisi lain para peserta juga diajak untuk menjauhi keburukan. Karena dengan melakukan keburukan, kebusukan akan mengikuti.

 

Kegiatan kedua dalam rangkaian perayaan Ignatius Day tahun 2021 ini tentunya adalah perayaan Ekaristi. Perayaan Ekaristi kali ini dilakukan secara daring dan disiarkan dari Kapel Kolese Mikael Surakarta pada tanggal 31 Juli 2021, mulai jam 17.00. Dalam perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Romo Vincentius Istanto Pramuja SJ, selaku Rektor Kolese Mikael Surakarta, juga ditampilkan video dari warga Kolese Mikael tentang Cannonball Moment dalam kehidupan mereka.

 

Dalam homilinya, Romo Istanto menyampaikan sedikit kisah tentang Ignatius. Selain itu beliau juga menyampaikan sedikit latar belakang masa kecil beliau, yang dibesarkan dalam budaya pedesaan dengan berbagai macam aktivitasnya. Menurut beliau, budaya juga mempengaruhi cara berpikir, sehingga jika diminta untuk menceritakan tentang refleksi cannonball, beliau merasa pengalamannya hanya sebesar bola bekel. Bahwa beliau menjadi Jesuit itu sebenarnya dipengaruhi oleh seorang imam praja sederhana yang bernama Romo Wiryodarmojo (almarhum), dalam peristiwa sederhana, berupa kunjungan kepada keluarga beliau di masa kecil.

 

Melanjutkan homilinya, Romo Istanto menyampaikan bahwa kita semua pun dipanggil untuk ikut serta dalam gerakan memuliakan Allah. Beliau juga berpesan bagi para keluarga di Kolese Mikael untuk memperkuat keluarga masing-masing. Iman dalam keluarga menjadi benih bagi pertumbuhan iman anak-anak di keluarga. Di akhir homili Romo Istanto menyatakan bahwa Gereja dan Serikat Yesus mengandalkan sahabat-sahabat sebagai kolaborator untuk bekerjasama dengan Serikat Yesus, memajukan dunia dan mengembangkan masyarakat untuk semakin memberi kehormatan kepada manusia kita, sekaligus kemanusiaan kita menjadi terhormat di hadapan Allah. Dan pada akhirnya kita memuliakan Allah dengan tangan, pikiran, hati, serta segala daya kita.

 

Selesai perayaan Ekaristi, kabar duka datang bagi Keluarga Besar Kolese Mikael Surakarta. Bapak Antonius Suroto, yang pernah terlibat dalam karya pendidikan di Kolese Mikael Surakarta sebagai guru, kepala sekolah, dan dosen, berpulang pada usia 75 tahun. Walaupun tidak sempat didoakan dalam perayaan Ekaristi, tetapi dalam pesan yang disampaikan melalui beberapa grup WA, terdapat ajakan untuk ikut bersama-sama mendoakan bagi kedamaian jiwa Bapak Suroto.

 

Semoga dengan tema Cannonball Moment, dalam rangkaian peringatan 500 tahun pertobatan Santo Ignatius, juga mengisnpirasi kita untuk senantiasa bertobat dan memperbaiki hidup kita.

 

Salam dan Doa

 

Alexander Arief

Sub. Pamong

Home
Berita
Kontak
Galeri