SMK Mikael Surakarta

STOP BULLYING!

Bullying atau perundungan adalah sebuah tindakan agresif yang dikehendaki, yang biasanya dilakukan oleh orang-orang yang merasa memiliki “kekuatan atau kekuasaan” lebih, ditujukan secara langsung kepada korban tertentu yang barangkali keberadaannya kurang dihargai, lebih muda atau lebih lemah, cacat, kurang percaya diri atau mereka yang mudah dilukai. Tindak perundungan ini masih terjadi di lingkungan masyarakat, dalam pergaulan sehari-hari bahkan di lingkungan sekolah.

Anak adalah bagian yang tak terpisahkan dari keberlangsungan hidup manusia, bangsa dan negara. Untuk itu, anak perlu memiliki kesempatan seluas-luasnya untuk tumbuh dan berkembang, baik secara fisik, mental maupun sosial. Oleh karenanya perlu diupayakan adanya perlindungan sebagai jaminan bahwa kesempatan anak-anak untuk tumbuh dan berkembang, dapat dipenuhi hak-haknya tanpa perlakuan diskriminatif.

Yayasan Karya Bakti Surakarta (YKBS) sebagai penyelenggara pendidikan di SMK Katolik St Mikael Surakarta memiliki komitmen untuk mendidik anak muda lelaki untuk tumbuh dan berkembang dalam bidang teknik mesin dan keilmuan yang relevan dengan itu untuk mendukung pembangunan bangsa. Mengacu pada UU No 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak yang kemudian diperbaharui dalam UU RI No 35 Tahun 2014 yang salah satu isinya adalah perlindungan anak harus nyata dalam dunia pendidikan, maka pada tanggal 29 September 2021 yang lalu telah menerbitkan Protokol Perlindungan Peserta Didik (Prolinpesdik) SMK Katolik St Mikael Surakarta. Dengan protokol ini, SMK Katolik St Mikael Surakarta ingin memberikan perlindungan yang memadai kepada setiap peserta didik. Hal ini sejalan dengan salah satu ciri khas pendidikan Jesuit, yakni perhatian kepada setiap pribadi (cura personalis).

Penerapan prolinpesdik perlu melibatkan seluruh warga sekolah, terutama para pendidik dan tenaga kependidikan, oleh karena itu pada Sabtu, 9 Oktober 2021 sekolah menyelenggarakan lokakarya (workshop) tentang Pencegahan Perundungan dan Tindak Kekerasan di Sekolah. Selain sebagai bentuk awal dari komitmen sekolah untuk mewujudkan sekolah yang ramah anak dan nyaman, kegiatan lokakarya ini juga merupakan penerapan bantuan SMK Pusat Keunggulan dari pemerintah RI.

Dalam kesempatan ini hadir 2 orang narasumber, yaitu Romo Alis Windu Prasetya,  SJ saat ini menjabat sebagai Director of Safeguarding Serikat Yesus Indonesia dan Ibu Cicilia Tanti Utami, S.Psi, MA. Ibu Cicilia merupakan salah satu dosen di Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang yang saat ini sedang menjalani pendidikan doktor di Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Mengapa orang perlu merasa aman? Itu pertanyaan dari Romo Alis. Apakah anda punya jawabannya?

Menurut Romo Alis, pada dasarnya manusia adalah makhluk yang rapuh. Karena kerapuhan ini lah, tindakan perundungan, pelecehan bisa terjadi, entah sebagai pelaku maupun korban. Oleh karena itu Romo Alis menekankan pentingnya implementasi Prolinpesdik ini sebagai dokumen hidup, sebagai cara kita bertindak (CKB) sebagai guru, pendidik, dan tenaga kependidikan dalam melayani dan mendampingi para mitra didik.

Pada sesi kedua, Ibu Cicilia membagikan pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya tentangbullying. Salah satukunci dalam menyelesaikan masalah bullying adalah no blame approach atau pendekatan tanpa menyalahkan. Ibu Cicilia menyarankan supaya sekolah aktif membuat Kurikulum dan edukasi yang berkelanjutan tentang perundungan dan kekerasan.

Mengutip Kata Pengantar dari Romo Ketua YKBS, semoga dengan adanya Prolinpesdik dan penguatan dari para narasumber ini dapat membantu sekolah untuk melayani dengan lebih baik, bekerja semakin profesional, rasa cinta kepada profesi dan peserta didik semakin besar serta SMK Katolik St Mikael Surakarta semakin tangguh, tumbuh dan berkembang.

 

Penulis,

Andre Wahyu

 

Home
Berita
Kontak
Galeri