SMK Mikael Surakarta

AH, NGGAK PENTING!

Ada berapa banyak hal tidak penting yang mondar-mandir di dalam hidup kita sehari-hari saat ini? Kalau mau jujur, ternyata memang banyak hal tidak penting yang setiap hari kita pikirkan, dengarkan, lihat, ucapkan, dan lakukan. Bahkan, bisa jadi, hal-hal tidak penting itu juga ikut merasuk di dalam proses pendidikan dan pengajaran kita di SMK Mikael.

Lihat saja di sekitar kita. Ada yang mengisengi orang lain (prank) lalu divideokan (dan, mungkin, kita ikut menontonnya di Youtube). Ada yang mewacanakan izin bagi sepeda supaya bisa melaju di jalan tol ibukota (dan, mungkin, kita sendiri sedang sibuk pamer sepeda baru yang siap diajak balapan di jalan tol). Ada pula yang membuang-buang waktu dan energi hanya untuk ribut soal kata “Anjay!” (sedangkan, mungkin, kita tetap saja cuek dan dengan mudahnya mengucapkan kata sakti salah satu Youtuber terkenal itu). Mereka itu mirip dengan tokoh Bu Tedjo dalam film “Tilik” yang sempat viral itu, yang merepotkan diri dengan hal-hal yang sebenarnya tidak perlu ia urusi. Daftar itu tentu masih bisa kalian tambah sendiri.

Sementara itu, kita menyadari ada topik lain yang lebih mendesak untuk dibahas. Sebut saja: pengendalian laju Covid-19, peningkatan kesejahteraan masyarakat pada masa pandemi, pelaksanaan pembelajaran jarak jauh yang berkualitas, dan sebagainya. Semua itu menjadi penting karena berhubungan erat dengan hidup kita sebagai manusia. Dalam ungkapan salah seorang teman saya, “Ini persoalan hidup dan mati, Bro! Kita mau semua orang bisa menjalani hidup yang bermartabat!”

Bagaimana dengan kita? Sebenarnya semua pilihan kembali berada di tangan kita. Kalau mau terus menyibukkan diri dengan hal-hal tidak penting, silakan saja, tapi diharapkan tidak melibatkan orang lain yang sedang berusaha fokus pada hal-hal penting dalam hidup. Sementara itu, tidak ada salahnya juga untuk diingat bahwa Santo Ignasius Loyola, mengajak kita untuk setia ber-discerment: memilah-milah yang baik dan penting untuk hidup, lalu meninggalkan hal-hal yang buruk, tidak penting, dan membuat hidup kita semakin ribet. Tentu saja, bagi Santo Ignasius, hal-hal yang mendekatkan kita dan sesama pada Sang Pemberi Hidup selalu menjadi prioritas kita.

Jadi, selamat memilih. Semoga kita mau dan berani berkata “Tidak!” untuk hal-hal tidak penting yang memberatkan langkah hidup kita. Pesan ini berlaku bukan hanya untuk kalian, melainkan juga untuk diri saya sendiri. Selain itu, saya juga memohon maaf bila, setelah menulis panjang lebar (dan membuat kalian menyisihkan waktu sekian menit untuk membacanya), akhirnya kalian jadi berkata, “Ah, nggak penting!”

 

Salam,

 

Rafael Mathando Hinganaday, SJ

Pamong

Home
Berita
Kontak
Galeri